Bota Bujak

Bota Bujak
Ataili, kampung kecil, unik, menyimpan banyak misteri. Kekayaan warisan budaya, adat istiadat didaur ulang sehingga menjadi ramuan yang berguna demi kehidupan bersama. Ola glekat lewotana adalah kewajiban setiap anak tanah. Kritik sosial penting untuk membangun kehidupan bersama yang lebih baik dalam era arus globalisasi. Tulis apa adanya, jangan menipu (bahasa lokal: akalbae).

August 16, 2013

“DALAW BAE” BANGUNLAH DARI TIDURMU


“Dalaw” artinya terlambat bangun pagi. Orang yang terlambat bangun, kehilangan kesempatan kerja. Berbeda dengan orang yang terlambat bangun karena  sakit disebut “balera”.  Membangun adalah kata  kerja dari kata dasar “bangun”.  Jadi yang dimaksudkan kata  “bangun” di sini dalam konteks pembangunan fisik  dan pembangunan Sumber Daya Manusia.  Kata bangun juga dipakai dalam bahasa daerah Ataili tetapi tidak dalam konteks pembangunan fisik dan SDM melainkan bangun dari tidur. Contoh: No banguna kei ka artinya apakah dia sudah bangun? Bangu re artinya bangunlah sekarang.  Go rio ara tana bangunna a artinya saya panggil-panggil tapi dia tidak bangun. Semuanya diartikan dalam konteks bangun dari tidur.
Judul di atas  dalam hubungannya dengan konteks pembangunan fisik, SDM dan juga bangun dari Tidur yang berkepangjangan.  
Mengingat semua pengertian di atas maka kami   menggedor orang Ataili supaya tidak ketiduran melainkan bangun dari tidurnya yang panjang.  Era globalisasi ini memacuh semangat untuk berlomba-lomba  untuk menata kehidupan yang sejahtera. Setiap saat ada perubahan dan siapa yang tidak beubah dia akan ketinggalan dalam soal perubahan ilmu dan teknologi. Akankah orang Ataili bersaing dengan arus globalisasi?
Saya teringat pesan orang tua (nenek moyang) orang Ataili “dalaw bae” artinya jangan terlambat bangun. Anda harus cepat bangun, ambil , air, ambil kayu, hidupkan api, masak air- buat kopi, cari makanan kambing, babi dll. Ini adalah pekerjaan harian. Ketika matahari semakin panas anda istirahat kerja.
Harus diakui bahwa untuk sementara kita hanyalah konsumen barang-barang buatan orang lain. Kita selalu terlambat dalam menciptakan hal-hal yang baru. Kita  selalu terlambat bangun (dalawa). Sumber daya alam cukup menjanjikan, peluang selalu ada, SDM tidak diragukan, sayang bahwa pemerintah daerah selalu terlambat bangun (dalawa) melirik semua peluang itu.   Program Anggur Merah oleh Gubenur Frans Lebu Raya belum maksimal. Rakitan program anggur merah tidak mempelajari kesalahan masa lalu. Konkretnya di Ataili terjadi gagal panen babi, ayam potong, sapi adalah kesalahan yang tidak dipelajari kembali.
Di Ataili, setiap tahun menghasilkan berton-ton kacang tanah, belum lagi di daerah lain. Kacang dijual murah kemudian dibawah ke Surabaya untuk diolah lagi. Mengapa tidak diolah sendiri di Lembata? Mengapa tidak dibuat pengalengan daging ikan paus, ikan tembang di labala dll?
Mengapa tidak dibuat pengalengan minyak  ikan paus dan itu sangat berguna untuk perkembangan otak anak? Tempurung kelapa melimpa rua tapi pemerintah daerah tak berani mendatangkan seorang infestor arang di Lembata.
Kita selalu terlambat bangun dalam bahasa daerah Ataili “dalawa”.