Bota Bujak

Bota Bujak
Ataili, kampung kecil, unik, menyimpan banyak misteri. Kekayaan warisan budaya, adat istiadat didaur ulang sehingga menjadi ramuan yang berguna demi kehidupan bersama. Ola glekat lewotana adalah kewajiban setiap anak tanah. Kritik sosial penting untuk membangun kehidupan bersama yang lebih baik dalam era arus globalisasi. Tulis apa adanya, jangan menipu (bahasa lokal: akalbae).

July 3, 2013

“GEMOHING”, MELUMPUHKAN EGOISME


Pernah saya mengikuti ritual adat orang dayak suku Golik namanya “urik penou”. Ini adalah salah satu ritual yang diadakan sebelum menebas dan menebang ladang. Mereka meminta “Tompa” (Tuhan menurut orang Golik) agar senantiasa menjaga dan melindungi mereka selama musim menebas. Semoga mereka terhindar dari malapetaka, bahaya binatang hutan dll. Seluruh masyarakat kampung ikut ambil bagian dalam ritual ini. Ini adalah ritual yang mengesankan saya karena dilakukan secara gotong royong. Dalam perjalanan pulang dari acara ritual ini, saya teringat dengan gotong royong  orang lamaholot dalam bahasa daerah disebut “gemohing”.
Gemohing,  bagi saya bukan hal baru karena saya  pernah ikut gemohing, yakni kerjasama dalam mengerjakan ladang. Mengapa harus ada gemohing?  Orang lamaholot sadar bahwa kemampuan manusia memang sangat terbatas. Manusia memerlukan orang lain agar ladang yang besar bisa diselesaikan dengan cepat. Gemohing tidak hanya indah kedengaran tetapi mengandung arti dan makna yang sangat bagus. Manusia tidak hanya hidup seorang diri melainkan hidup sosial dan bermasyarakat. Dan justru gemohing sesuai dengan sifat manusia yakni “makhluk sosial. Keindahan kata “gemohing” menjadi ikon perusahan daerah Lembata yang disebut dengan “PD Gemohing”.  Apakah perusahan daerah ini sungguh berorientsi pada kata yang digunakan atau tidak. Hanya orang PD gemohing yang tahu arti yang sesungguhnya.
Persoalannya, apakah “gemohing” masih memiliki makna yang sebenarnya? Pernah saya pulang belibur dan melihat kehidupan masyarakat, ternyata gemohing tidak seperti dulu lagi. Orientasi masyarakat tidak pada sikap gotong royong tetapi orientasi pada uang. Saya kerjakan ladang anda dan anda harus bayar saya dengan uang.  Orientasi ini akan memunculkan egoisme dalam setiap orang. Dalam banyak hal orang Lamaholot memiliki kata dan simbol yang penuh dengan makna. Sayang bahwa manusia modern lupa dengan hal-hal penting yang menjadi warisan budaya orang lamaholot. Membangun daerah sendiri hanya bisa dengan bekerjasama (gemohing).  Lembata memiliki PD gemohing. Persoalannya sejauh mana taringnya PD gemohing membantu untuk mewujudkan  masyarakat yang sejahtera di Lembata. Kita hanya berharap ...semoga...Tuhan memberkati...


No comments:

Post a Comment