Bota Bujak

Bota Bujak
Ataili, kampung kecil, unik, menyimpan banyak misteri. Kekayaan warisan budaya, adat istiadat didaur ulang sehingga menjadi ramuan yang berguna demi kehidupan bersama. Ola glekat lewotana adalah kewajiban setiap anak tanah. Kritik sosial penting untuk membangun kehidupan bersama yang lebih baik dalam era arus globalisasi. Tulis apa adanya, jangan menipu (bahasa lokal: akalbae).

August 27, 2014

TRAGEDI WULANDONI DI BALIK TRADISI LELUHUR


“Smei tongawa” adalah frase dalam bahasa daerah Ataili untuk memberitahu kutukan kepada orang yang telah membunuh sesama. Smei tongawa artinya juga kutukan kepada seorang pembunuh. Darah itu  akan terus memanggil dan mengutuk. Dalam kitab Kejadian, Kain membunuh Abel dihukum sampai tujuh turunan Kej, 4:15 dan darah itu akan berteriak dari tanah, bdk. Kej: 4:10. “Smei tongawa” dalam tradisi leluhur  paralel dengan kisah Kain dan Abel dalam Kitab Kejadian di atas, maka  tragedi Wulandoni perlu dilihat dari sisi tradisi para leluhur untuk menyelesaikan  konflik.
            Penandatangan surat penyataan perdamaian, pembuatan monumen perdamaian tidak disertai dengan seremoni menurut tradisi leluhur tidak akan menyelesaikan masalah sampai ke akar-akarnya.  “Smei tongawa” dalam tradisi leluhur akan terus berteriak dan meminta darah. Mungkin ini pemikiran sangat kuno dan tak sepadan dengan kehidupan modern sehingga hal –hal seperti ini dianggap sebuah lelucon. Apakah “smei tongawa” adalah sebuah lelucon? Saya kira tidak. Orang Lembata masih memiliki tradisi kuat mengenai smei tongawa. Smei tongawa adalah beban moril seumur hidup. Seremoni perdamaian menurut tata cara leluhur adalah cara terbaik untuk meringankan beban moril seumur hidup atas kutukan smei tongawa.
            Pemerintah Lembata harus memberi ruang kepada kedua desa yaitu Pantai Harapan dan Wulandoni untuk menyelesaikan tragedi  Wulandoni dari sisi tradisi para leluhur. Penyelesaian dan penandatanganan batas wilayah  kemudian dibuat seremoni berdasarkan tradisi leluhur adalah dua aspek penting yang tak bisa ditawar.
           

No comments:

Post a Comment