Menurut "Orang Ataili", menyebut "orang Ataili" adalah tautologi. Meskipun tautologi tetap disebut "orang Ataili" karena orang di luar penduduk asli Ataili tidak mengerti arti kata Ataili. Kata "Ata" artinya orang dan "ili" artinya: gunung. Jadi mengatakan "orang Ataili" adalah pemborosan kata. Kami tetap mengatakan "Orang Ataili" untuk mempermudah pembaca di luar penduduk asli Ataili.
Jadi Ataili artinya "orang gunung". Menyebut Orang Gunung indentik dengan keterbelakangan, jarang pergi kota. Nenek moyang kami memang tinggal di gunung. Alasannya, gunung menjadi tempat persembunyian pada zaman penjajahan Belanda dan Jepang. Pada Zaman penjajahan Belanda kita kenal adanya "politik de vide et impera" artinya memecahbelakan persatuan mereka sehingga mudah dikuasai. Penjajah Belanda menerapkan politik itu di wilayah pantai selatan Lembata dengan mengadu domba penduduk asli. Mereka mengadu domba antara "Paji" dan "Demong". Orang Ataili termasuk dalam kelompok Demong. Banyak orang menjadi korban perang antara Paji dan Demong. Orang Ataili lari ke gunung dan tinggal di sana juga karena menghindar perang suku ini.
Sudut pandang "orang gunung" identik dengan keterbelakangan, orang udik apakah masih layak disandang orang Ataili? Bagaimana suka duka membangun kampung sendiri sampai saat ini? Semuanya akan dibahas pada postingan berikutnya. Saya tetap mencintai kampung saya "ATAILI"
No comments:
Post a Comment