Bota Bujak

Bota Bujak
Ataili, kampung kecil, unik, menyimpan banyak misteri. Kekayaan warisan budaya, adat istiadat didaur ulang sehingga menjadi ramuan yang berguna demi kehidupan bersama. Ola glekat lewotana adalah kewajiban setiap anak tanah. Kritik sosial penting untuk membangun kehidupan bersama yang lebih baik dalam era arus globalisasi. Tulis apa adanya, jangan menipu (bahasa lokal: akalbae).

April 23, 2013

POTRET WAJAH KABUPATEN LEMBATA


Jejaring sosial di internet terutama para facebooker seringkali  pempersoalkan dan memperdebatkan problema masa depan kabupaten Lembata. Anda bisa mengikuti perdebatan ini dengan Joint melalui  group “Ini Baru Lembata”. Sejarah telah mencatat banyak hal mengenai kabupaten ini.  Perjuangan demi perjuangan  para pendahulu telah membuahkan hasil yakni terwujudnya kabupaten Lembata. Hitung-hitung, kabupaten lembata telah berusia 14 tahun.
Peziarahan selama 14 tahun hampir tidak membawa perubahan yang berarti bagi kehidupan masyarakat Lembata. Otonomi daerah telah digulir untuk membuka harapan baru khusus daerah2 perpencil termasuk Kabupaten Lembata, justru otonomi membuka peluang besar kepada para pejabat publik untuk meraup kekayaan.  Gonjang ganjing pembicaraan para koruptor baik tingkat pusat sampai ke daerah adalah berita yang menyakitkan masyarakat kecil. Banyak urusan pribadi  sampai pada tetek bengek  perjalanan dinas para pejabat publik di kab Lembata sangat disesalkan karena tugas utama membangun Kabupaten Lembata ditelantarkan.  Para pejabat lebih senang laundry pakaiannya di Bali daripada mencuci di kali Waikomo. Kenyataannya memang demikian bahwa banyak orang susah di kampung berjuang habis-habisan untuk membayar pajak dan kemudian dipergunakan  para pejabat hanya untuk jalan-jalan ke Bali, Jakarta, Makasar dengan alasan stuba.
Beberapa kelompok LSM telah bekerja untuk menghambat lajunya kasus korupsi di Lembata belum memuaskan. Berbicara tentang koruptor, korupsi, nepotisme seolah2 barang kramat.  Alergi jika seorang pejabat diisukan meraup uang haram. Memproteksi diri adalah pembelaan yang keliru. Keterbukaan akan membebaskan anda jika anda seorang koruptor.
Begitulah carut marut perkembangan pembangunan kabupaten lembata. Memang tertatih-tatih seperti  orang tua rentah yang sedang dituntun menuju peristirahatan selamanya.  
Seribu satu macam perencanaan pembangunan meguap di mulut kemudian ditelan angin. Yang terjadi Hanyalah sempalan-sempalan proyek siluman buat pelipur lara rakyat kecil padahal menguntungkan para pejabat.  Bupati Yance Sunur  sangatlah diharapkan untuk memulihkan keadaan dengan slogal “Lembata Baru” hanya bualan kosong. Justru hanya memperkeruh suasana sehingga usaha berpikir untuk membangun sebuah Kabupaten terbengkelai.  Bagaimana mungkin seorang bupati memikirkan pembangunan di jalan-jalan.  Manejer yang  baik harus duduk tenang untuk merancang strategi pembangunan. Meskipun ada dana tetapi tidak akan terealisasi  tepat pada sasarannya.  Banyak rakyat telah menghabiskan energi untuk menuntut bupati Yance mundur dari Jabatan. Akankah itu terealisasi. Saya yakin sulit. Bupati harus terbuka terhadap semua kritikan rakyat Lembata.  Mengambil manfaatnya untuk membelokkan Kapal Lembata menuju Lembata Baru sesuai dengan slogan anda.


No comments:

Post a Comment