Bota Bujak

Bota Bujak
Ataili, kampung kecil, unik, menyimpan banyak misteri. Kekayaan warisan budaya, adat istiadat didaur ulang sehingga menjadi ramuan yang berguna demi kehidupan bersama. Ola glekat lewotana adalah kewajiban setiap anak tanah. Kritik sosial penting untuk membangun kehidupan bersama yang lebih baik dalam era arus globalisasi. Tulis apa adanya, jangan menipu (bahasa lokal: akalbae).

May 4, 2013

OLAH GLEKAT LEWO TANA


Lewotanah artinya “Kampung Halaman”.  Kata ini menjadi sangat penting dalam kehidupan pribadi semua orang Ataili. Lewotanah selalu di hati. Lewotanah tidak hanya sekedar Kampung Halaman tetapi memiliki nilai sakral dan supranatural. Tak seorangpun akan bermain-main dengan kata ini karena kata Lewotanah mengikutsertakan arwah semua leluhur orang Ataili. Orang yang menjaga nilai kesakralan lewotanah adalah tuan tanah. Di Ataili hanya ada dua suku yaitu :Suku Ataili yang biasa disebut “Ilin” dan Suku “Uden.” Anak Laki-laki akan meneruskan dan menjaga tempat kramat di Lewotanah.  Oleh karena itu diharapkan agar suku ini perlu ada kelahiran anak-laki-laki yang akan menjaga warisan leluhur ini.
Semua orang Ataili punya kewajiban untuk “Ola Glekat Lewotanah” artinya punya kewajiban bekerja untuk membangun kampung halaman. Membangun lewotanah sama juga mencintai para leluhur orang Ataili. Para leluhur akan memberi rejeki dalam daerah di sebut “seringa lima”. Contoh konkret yaitu sebelum minum tuak dia pasti menuangkan sedikit dulu di tanah baru ia minum. Orang yang berbuat demikian adalah orang yang ingat akan Lewotanah (ingat akan arwah para leluhur). Mereka akan mendapat rejeki “seringa lima= tangan terbuka memberi”. Orang yang tidak mendapat rejeki “klogep lima= tangan tertutup tidak memberi”.
Orang Ataili sangat takut dengan kutukan Lewotanah karena itu dia berusaha untuk “glekat Lewotanah”.  MARI BERSAMA-SAMA GLEKAT LEWOTANAH, SOGA NARAN TANAH ATAILI.

May 2, 2013

KONSEP PEMBANGUNAN MINIMALIS DI LEMBATA


Kami orang Ataili tinggal di kampung. Sesekali pergi ke Lewoleba, kota kabupaten Lembata. Orang Kampung kalo pergi ke pasar bawah uang pas-pasan sementara  harga barang tidak ada yang murah. Belanja sehelai baju saja berjam-jam. Hampir semua toko dikunjungi. Ada maksudnya yakni membandingkan harga baju pada semua toko dan dia akan kembali dan memilih harga yang murah dengan catatan kwalitasnyapun murah. Pakai sebulan udah Hancur. Prinsip ini ada sejak dulu sampai sekarang. Orang enggan membeli barang mahal padahal itu berkwalitas bagus.
Konsep ini terbawa-bawa sampai pada konsep pembangunan. Pemerintah Kabupaten Lembata terlalu minimalis membangun tata kota Lewoleba dengan maksud penghematan. Padahal penghematan dengan maksud  sisa uang pembangunan bisa masuk kocek. Bangunan apa saja yang menjadi fasilitas umum diharapkan cepat rusak menunggu proyek perbaikan. Ini adalah strategi pembangunan minimalis untuk mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya.
Kota Kabupaten Lembata terlihat minimalis bila dibandingkan dengan kota-kota kabupaten lainnya yang sudah maju. Jika ada jata pembangunan berkwalitas mengapa tidak dibuat? Prinsip pembangunan minimalis harus ditepis jauh-jauh. Rombaklah pola pembangunan berkwalitas. Prinsip orang kampung jangan terbawa-bawah sampai pada pembangunan kabupaten. Orang Kampung tidak punya uang maka tak heran ia mencari harga murah. Kami berharap jangan sampai proyek pembangunan di Lembata  dilelang murah. Lalu akhirnya kabupaten Lembata jadi   murahan....

May 1, 2013

VIDEO TARIAN ABAJOLE DARI KAMPUNGKU ATAILI

Taria sejarah asal muasal orang Ataili. Tarian ini belum dikemas dengan baik, hanya cuplikan tetapi bisa dinikmati beberapa syair daerah. Syair itu memang syarat maknanya. Sulit diterjemahkan hanya bisa dirasakan getaran kekuatan bahasanya. Tarian menanam padi di ladang.

April 29, 2013

ATAILI DAN TANAH SUCI

Tanah Ataili, Lembata

Ataili adalah kampung saya. Di sana saya lahir dan dibesarkan oleh orang tua, kakek, nenek moyang kami.  Saya tahu suka duka hidup di sana. Saya tahu persis perjungan demi perjuangan untuk memperoleh nafkah. Saya tahu daya upaya orang Ataili bertahan hidup di musim pacelik. Makan umbi-umbian dan kacang hutan adalah hal yang sangat biasa pada waktu itu. Ini adalah memorial yang tak terlupakan. Orang Ataili modern tidak tidak tahu betapa sakitnya perjuangan pada zaman itu.  Meskipun sekarang orang Ataili ikut berlomba soal ilmu teknologi komunikasi tetapi kehidupan yang layak belum sempurna.
Pertama  kali menginjakkan kaki di  tanah suci, saya teringat akan kampung halaman saya Ataili.  Ketika itu saya berdiri di atas gunung Nebo, tempat Musa mati dan  dari kejauhan memandang Tanah Suci Israel seperti Musa memandang tanah kanaan dari atas gunung Nebo. Di sana kita akan memandang hamparan tanah gersang sejauh mata memandang. Tak ada kehidupan. Anda tidak akan melihat sebatang rumputpun akan tumbuh disana. Dari gunung Nebo, Yordan  kita akan menurun gunung sampai ke lembah sungai Yordan barulah kita menikmati sedikit pohon hijau di pinggir sungai.  Saya teringat akan kisah panggilan Musa yakni menghantar orang Israel menuju Tanah Kanaan, tanah suci, tanah yang berlimpahkan susu dan madu. Kenyataannya tanah gersang dan mereka hanya menghadalkan sungai Yordan dan Tigris.  Dalam hati, saya membandingkan Tanah suci dengan kampung halaman saya. Tanah Ataili 80% lebih baik dari tanah Suci. Orang Ataili bisa mengerjakan ladang  setiap tahun sedangkan orang Israel mempersiapkan lahannya selama 10 tahun barulah lahan itu ditanami. Jika mereka harus menungguh 10 tahun apa yang  harus dimakan? Sistem pertanian modern terbaik di dunia hanya ada di Israel. Pendidikan terbaik di dunia ada di Israel.  Sistem pendidikan mereka sejak zaman musa yakni “TALMUD”. Di Indonesia setiap tahun ganti kurikulum, maka outputnyapun warna-warni. Amerika ketiggalan 6 langka dalam soal pendidikan
Tanah suci dilihat dari gunung Nebo, Yordania
Benarkah Tanah ini berlimpahkan susu dan madu/kaya raya?. Setelah kami mengunjungi  beberapa tempat di Eropah seperti Roma, Italia, Pizza, Monte Carlo, Monako, Nice, Lourdes, Paris dan Tanah Suci maka anda dapat membedakan menu makanan yang tersedia di Hotel. Orang Israel menyediakan menu  makanan yang paling banyak. Anda akan kebingungan memilih makanan. Ruangan paling luas dan anda bebas mencari menu makanan sesuai dengan selera anda. Sulit membayangkan betapa kaya akan makanan sementara  kita puas memandang tanah gersang di sekitarnya. Pengalaman ini mengingatkan saya bahwa Israel adalah BANGSA PILIHAN ALLAH. Banar janji Tuhan kepada Musa untuk menghantar orang Israel menuju tanah yang berlimpahkan susu dan madu.
Orang Ataili bukan termasuk dalam bangsa Pilihan Allah tetapi orang Ataili Percaya kepada Yesus dari Nazareth itu. Bukan berarti Tuhan tidak berpihak pada kita. Negara kita keliru mengelolah alamnya yang subur. Orang Ataili harus bangkit mengelolah tanah dengan cara baru yang lebih modern agar tanah kita juga berlimpahkan susu dan madu.

VIDEO ASAL USUL ORANG ATAILI


April 26, 2013

PENDIDIKAN, KWODU DAN RASKIN

Nenek Moyang kami, orang Ataili tidak menikmati pendidikan resmi. Alam semesta mendidik mereka secara alami sebagaimana di daerah lain di seluruh Dunia. Pada zaman penjajahan Belanda mereka mengenal Sekolah Rakyat (SR). Satu-satunya sekolah SR hanya ada di Lewuka, sebuah kampung terdekat. Orang Ataili harus turun gunung menuju Lewuka demi mendapat pendidikan formal. Perjalanan cukup jauh sehingga mereka harus membawa bekal. Sekolah SR hanya tiga tahun sehingga selama tiga tahunn mereka harus menyelesaikan pendidikan. Mereka sangat pintar dalam hal menulis indah, membaca dan berhitung. Zaman penjajahan masyarakat sangat menderita. Banyak waktu dihabiskan untuk kerja paksa membuat jalan raya. Masyakat ditindas. Tak kesempatan untuk berladang. Panen selalu gagal karena curah hujan rendah dan banyak hama. Uang tak pernah mereka lihat.  Mereka tidak mengenal pakaian modern. Mereka hanya menghandalkan "kwodu", sarung terbuat dari tenunan buatan sendiri. Kwodu adalah andalan pakaian mereka. Kwodu dipakai setiap hari, pergi sekolah, ke ladang, ke hutan, tidur dan seterusnya melekat di badan. Kwodu buatan nenek moyang orang Ataili sangat kuat hanya jarang dicuci karena selalu melekat di badan.
Akhir tahun 1950an  orang Ataili pindah mulai pindah dan menikmati pendidikan sekolah dasar di Mulankera. Lumayan dari tahun ke Tahun orang Ataili enjoy menikmai pendidikan di sana meskipun harus berjalan 30-45 menit. Anak-anak cukup pintar. Tahun 1980an Orang Ataili membangun sekolahnya sendiri sehingga anak2 tidak harus berjalan setiap hari ke Mulankera. Ketika itu pendidikan mulai maju. Zaman semakin modern, kwodu ditinggalkan. Sejarah perpindahan dari satu tempat ke tempat lain, mencari nafkah untuk kehidupan, membiayai pendidikan anak sungguh sengsara. Tak ada sesuatupun yang bisa diharapkan dari pemerintah. Di mana-mana terlihat rakyat miskin. Sampai saat ini peperintah masih tetap mengirimkan beras raskin ke pelosok tanah air ini. Ini membuktikan bahwa betapa miskinnya rakyat Indonesia. Pemerintah seharusnya malu mengirimkan Raskin kepada masyarakatnya. Pemerintah justru senang mengirimkan Raskin sebagai ajang kampanye kepada masyarakat untuk melanggengkan posisinya sebagai pejabat negara. Kapan kita bebas dari Raskin?????

April 23, 2013

POTRET WAJAH KABUPATEN LEMBATA


Jejaring sosial di internet terutama para facebooker seringkali  pempersoalkan dan memperdebatkan problema masa depan kabupaten Lembata. Anda bisa mengikuti perdebatan ini dengan Joint melalui  group “Ini Baru Lembata”. Sejarah telah mencatat banyak hal mengenai kabupaten ini.  Perjuangan demi perjuangan  para pendahulu telah membuahkan hasil yakni terwujudnya kabupaten Lembata. Hitung-hitung, kabupaten lembata telah berusia 14 tahun.
Peziarahan selama 14 tahun hampir tidak membawa perubahan yang berarti bagi kehidupan masyarakat Lembata. Otonomi daerah telah digulir untuk membuka harapan baru khusus daerah2 perpencil termasuk Kabupaten Lembata, justru otonomi membuka peluang besar kepada para pejabat publik untuk meraup kekayaan.  Gonjang ganjing pembicaraan para koruptor baik tingkat pusat sampai ke daerah adalah berita yang menyakitkan masyarakat kecil. Banyak urusan pribadi  sampai pada tetek bengek  perjalanan dinas para pejabat publik di kab Lembata sangat disesalkan karena tugas utama membangun Kabupaten Lembata ditelantarkan.  Para pejabat lebih senang laundry pakaiannya di Bali daripada mencuci di kali Waikomo. Kenyataannya memang demikian bahwa banyak orang susah di kampung berjuang habis-habisan untuk membayar pajak dan kemudian dipergunakan  para pejabat hanya untuk jalan-jalan ke Bali, Jakarta, Makasar dengan alasan stuba.
Beberapa kelompok LSM telah bekerja untuk menghambat lajunya kasus korupsi di Lembata belum memuaskan. Berbicara tentang koruptor, korupsi, nepotisme seolah2 barang kramat.  Alergi jika seorang pejabat diisukan meraup uang haram. Memproteksi diri adalah pembelaan yang keliru. Keterbukaan akan membebaskan anda jika anda seorang koruptor.
Begitulah carut marut perkembangan pembangunan kabupaten lembata. Memang tertatih-tatih seperti  orang tua rentah yang sedang dituntun menuju peristirahatan selamanya.  
Seribu satu macam perencanaan pembangunan meguap di mulut kemudian ditelan angin. Yang terjadi Hanyalah sempalan-sempalan proyek siluman buat pelipur lara rakyat kecil padahal menguntungkan para pejabat.  Bupati Yance Sunur  sangatlah diharapkan untuk memulihkan keadaan dengan slogal “Lembata Baru” hanya bualan kosong. Justru hanya memperkeruh suasana sehingga usaha berpikir untuk membangun sebuah Kabupaten terbengkelai.  Bagaimana mungkin seorang bupati memikirkan pembangunan di jalan-jalan.  Manejer yang  baik harus duduk tenang untuk merancang strategi pembangunan. Meskipun ada dana tetapi tidak akan terealisasi  tepat pada sasarannya.  Banyak rakyat telah menghabiskan energi untuk menuntut bupati Yance mundur dari Jabatan. Akankah itu terealisasi. Saya yakin sulit. Bupati harus terbuka terhadap semua kritikan rakyat Lembata.  Mengambil manfaatnya untuk membelokkan Kapal Lembata menuju Lembata Baru sesuai dengan slogan anda.