Bota Bujak

Bota Bujak
Ataili, kampung kecil, unik, menyimpan banyak misteri. Kekayaan warisan budaya, adat istiadat didaur ulang sehingga menjadi ramuan yang berguna demi kehidupan bersama. Ola glekat lewotana adalah kewajiban setiap anak tanah. Kritik sosial penting untuk membangun kehidupan bersama yang lebih baik dalam era arus globalisasi. Tulis apa adanya, jangan menipu (bahasa lokal: akalbae).

May 2, 2013

KONSEP PEMBANGUNAN MINIMALIS DI LEMBATA


Kami orang Ataili tinggal di kampung. Sesekali pergi ke Lewoleba, kota kabupaten Lembata. Orang Kampung kalo pergi ke pasar bawah uang pas-pasan sementara  harga barang tidak ada yang murah. Belanja sehelai baju saja berjam-jam. Hampir semua toko dikunjungi. Ada maksudnya yakni membandingkan harga baju pada semua toko dan dia akan kembali dan memilih harga yang murah dengan catatan kwalitasnyapun murah. Pakai sebulan udah Hancur. Prinsip ini ada sejak dulu sampai sekarang. Orang enggan membeli barang mahal padahal itu berkwalitas bagus.
Konsep ini terbawa-bawa sampai pada konsep pembangunan. Pemerintah Kabupaten Lembata terlalu minimalis membangun tata kota Lewoleba dengan maksud penghematan. Padahal penghematan dengan maksud  sisa uang pembangunan bisa masuk kocek. Bangunan apa saja yang menjadi fasilitas umum diharapkan cepat rusak menunggu proyek perbaikan. Ini adalah strategi pembangunan minimalis untuk mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya.
Kota Kabupaten Lembata terlihat minimalis bila dibandingkan dengan kota-kota kabupaten lainnya yang sudah maju. Jika ada jata pembangunan berkwalitas mengapa tidak dibuat? Prinsip pembangunan minimalis harus ditepis jauh-jauh. Rombaklah pola pembangunan berkwalitas. Prinsip orang kampung jangan terbawa-bawah sampai pada pembangunan kabupaten. Orang Kampung tidak punya uang maka tak heran ia mencari harga murah. Kami berharap jangan sampai proyek pembangunan di Lembata  dilelang murah. Lalu akhirnya kabupaten Lembata jadi   murahan....

No comments:

Post a Comment