Lewotanah artinya “Kampung Halaman”.
Kata ini menjadi sangat penting dalam kehidupan pribadi semua orang
Ataili. Lewotanah selalu di hati. Lewotanah tidak hanya sekedar Kampung Halaman
tetapi memiliki nilai sakral dan supranatural. Tak seorangpun akan bermain-main
dengan kata ini karena kata Lewotanah mengikutsertakan arwah semua leluhur
orang Ataili. Orang yang menjaga nilai kesakralan lewotanah adalah tuan tanah.
Di Ataili hanya ada dua suku yaitu :Suku Ataili yang biasa disebut “Ilin” dan
Suku “Uden.” Anak Laki-laki akan meneruskan dan menjaga tempat kramat di
Lewotanah. Oleh karena itu diharapkan
agar suku ini perlu ada kelahiran anak-laki-laki yang akan menjaga warisan
leluhur ini.
Semua orang Ataili punya kewajiban untuk “Ola Glekat Lewotanah” artinya
punya kewajiban bekerja untuk membangun kampung halaman. Membangun lewotanah
sama juga mencintai para leluhur orang Ataili. Para leluhur akan memberi rejeki
dalam daerah di sebut “seringa lima”. Contoh konkret yaitu sebelum minum tuak
dia pasti menuangkan sedikit dulu di tanah baru ia minum. Orang yang berbuat
demikian adalah orang yang ingat akan Lewotanah (ingat akan arwah para
leluhur). Mereka akan mendapat rejeki “seringa lima= tangan terbuka memberi”.
Orang yang tidak mendapat rejeki “klogep lima= tangan tertutup tidak memberi”.
Orang Ataili sangat takut dengan kutukan Lewotanah karena itu dia
berusaha untuk “glekat Lewotanah”. MARI
BERSAMA-SAMA GLEKAT LEWOTANAH, SOGA NARAN TANAH ATAILI.
No comments:
Post a Comment