Bota Bujak

Bota Bujak
Ataili, kampung kecil, unik, menyimpan banyak misteri. Kekayaan warisan budaya, adat istiadat didaur ulang sehingga menjadi ramuan yang berguna demi kehidupan bersama. Ola glekat lewotana adalah kewajiban setiap anak tanah. Kritik sosial penting untuk membangun kehidupan bersama yang lebih baik dalam era arus globalisasi. Tulis apa adanya, jangan menipu (bahasa lokal: akalbae).

May 9, 2013

GILING, TEMPAT SIRI PINANG DAN KOLI TEMBAKAU


Orang Ataili, di Lembata,  memiliki  budaya “Giling”. Giling yang dimaksudkan adalah pertama, tempat  Siri Pinang  diperuntukkan kaum perempuan dan yang kedua, adalah tempat koli tembakau diperuntukkan kaum laki-laki. Tempat yang berbeda dengan nama yang sama yakni “Giling”. Giling memiliki arti budaya dan adat istiadat yang sangat vital. Persaudaraan, keakraban akan terjalin dengan  baik bermula dari  “GILING”. Anda akan menemukan sahabat baru berawal dari “giling”. Giling anda terbuka untuk orang lain maka anda akan dihargai dan dihormati  orang lain. Jika Giling anda tertutup maka  hidup anda akan tertutup dengan orang lain. Ini adalah budaya, warisan nenek moyang orang Ataili. Menurut kebiasaan orang Ataili, siapapun yang lewat akan disapa dengan sopan dalam bahasa daerah “mene ma ga mo malu lolo si artinya Mari makan siri dulu”. Sapaan dari kaum perempuan dan “mene ma golo mo tebako tu” artinya: mari isap dulu sebatang roko koli” sapaan halus dari seorang laki-laki. Apakah nanti ada minum tuak, dan makan-makan, itu soal lain tetapi ini adalah sapaan awal dengan membuka giling. Giling memberi arti sebuah persahbatan yang sejati.
Giling memiliki arti adat istiadat yang luas. Pertama, jika seorang laki-laki melamar seorang gadis maka dalam adat orang Ataili, dimulai dengan “pawa Malu”. Keluarga besar kedua belah pihak membuka acara perkenalan yang ditandai dengan membuka giling. Mereka saling  memberi siri pinang dan koli tembakau.  Giling menjadi sangat penting dalam adat perkawinan. Kedua, dalam adat perkawinan, laki-laki harus mengisi giling ibu dari perempuan yang hendak dinikahi dengan uang yang telah ditentukan. Ini adalah kewajiban dari pihak laki-laki sebagai pengganti air susu mama. Sekali lagi “giling” memiliki arti dan nilai yang sangat besar.  Begitulah “giling” dalam tradisi, adat istiadat orang Ataili…..


No comments:

Post a Comment