Bota Bujak

Bota Bujak
Ataili, kampung kecil, unik, menyimpan banyak misteri. Kekayaan warisan budaya, adat istiadat didaur ulang sehingga menjadi ramuan yang berguna demi kehidupan bersama. Ola glekat lewotana adalah kewajiban setiap anak tanah. Kritik sosial penting untuk membangun kehidupan bersama yang lebih baik dalam era arus globalisasi. Tulis apa adanya, jangan menipu (bahasa lokal: akalbae).

June 13, 2013

“PADOR” PENERANGAN ALA ORANG KAMPUNG


Zaman  dulu di Ataili, secara turun  temurun, kami memakai “padu” untuk penerangan malam hari. Padu terbuat dari kemiri  busuk, ditumbuk dengan kapas kemudian dililit pada belahan bambu lalu jadikan lilin. Terpaksa dibuat dengan kemiri busuk karena kamiri yang bagus akan dijual. Itulah cara penghematan ala orang kampung. Minta ampun bauh busuk padu terbuat dari kemiri busuk sangat menyengat. Hampir saya tak bisa makan karena mencium bauh kemiri busuk. Bagaimanapun juga harus bertahan karena tak  ada penerangan lain.  “Padu” juga dipakai untuk memasang api di pekuburan. Khususnya tanggal 2 November lokasi pekuburan penuh dengan api padu (pador). Kata “padu” dipakai sampai sekarang misalnya “Kam mai pasang padu jae kubur” artinya kami pergi pasang lilin di kubur. Lilin sebagai pengganti padu. Mereka tidak menyebut lilin tetapi padu karena terbiasa. Sore-sore setelah pulang dari ladang, orang membuat padu persiapan penerangan malam hari. Pador di selipkan pada tiang rumah yang agak tinggi sehingga menerangi orang yang sedang makan. 
Yesus berkata “jadilah terang dunia” atau dalam konteks orang Ataili “jadilah pador sejati”. Pador menyala dan akan habis terbakar. Hidup memang penuh pengorbanan. Pador setia menerangi semua orang. Menjadi pemimpin seharusnya menjadi  seperti “pador”. Rela menderita terbakar untuk menerangi semua orang.  Betapa sulitnya memberi penerangan kepada masyarakat kecil di zaman modern. Ini. Yang terjadi adalah penerangan-penerangan semu untuk mengelabui mata masyarakat kecil. Penerangan-penerangan yang menguntungkan pribadi. Ini kita kenal dalam kampanye-kampanye untuk merebut sebuah jabatan politis.  Mereka bukanlah “pador sejati”. Mereka mengunakan “padu wangi” untuk merayu masyarakat kecil kemudian menyembunyikan di kamar untuk kepentingan diri sendiri. Terang yang tersembunyi tidak sesuai dengan ajaran Yesus.

No comments:

Post a Comment