Bota Bujak

Bota Bujak
Ataili, kampung kecil, unik, menyimpan banyak misteri. Kekayaan warisan budaya, adat istiadat didaur ulang sehingga menjadi ramuan yang berguna demi kehidupan bersama. Ola glekat lewotana adalah kewajiban setiap anak tanah. Kritik sosial penting untuk membangun kehidupan bersama yang lebih baik dalam era arus globalisasi. Tulis apa adanya, jangan menipu (bahasa lokal: akalbae).

June 28, 2013

“SUSAH TUDAK” SALIBNYA ORANG LAMAHOLOT


Kebahagiaan sukar dicari tetapi penderitaan selalu ada bersama dengan kita. Yesus berkata, "jika anda mau menjadi murid saya, anda harus memikul Salib setiap hari.  Ini adalah konsekuensi pemuridan Kristus. Semua orang pasti mengejar kebahagiaan, tetapi seberapa lama kebahagian itu akan bertahan? Memang sulit diprediksi. Harold S. Kushner menulis bukanya “Derita, Kutuk atau Rahmat” adalah sebuah refleksi pergumulan penderitaan dan imannya menambahkan buku ini dalam deretan  best seller. Hari ini anda beruntung membeli sepeda motor dengan cicilan Rp. 400.000,-sebulan tetapi betapa sukarnya anda harus bekerja keras untuk selalu mendapatkan uang sebanyak Rp. 400.000,- sebulan untuk membayar cicilan tersebut. Hari ini anda bisa bahagia bersenang-senang dengan teman-teman di pasar, minum tuak sampai mabuk seolah-olah dunia adalah milik anda tetapi setelah pulang ke rumah anda langsung dimarahi istri karena uang sayur dan ikan tak ada lagi. Hari Minggu anda tidak ke gereja tetapi ngojek karena bayaran mahal tetapi setelah pulang dari  dari tempat ojek anda jatuh dari sepeda motor sehingga biaya rumah sakit dan pebaikan motor melampau hasil ojek pada hari itu. Ada banyak orang menderita tetapi belum tentu ia tidak bahagia. Kebahagian tidak bisa diukur menurut pandangan mata kita. Selama 2 tahun saya berjumpa dan bergaul dangan para Pemulung. Mereka hidup di bawah tenda-tenda terbuat dari kardus, makan seadanya. Mereka senang dengan pekerjaan itu. Selalu ada rejeki setiap hari meskipun sulit diprediksi. Tidak seperti seorang pegawai Bank,  akhir bulan ia tahu berapa banyak gaji saya. Siapakah yang paling bahagia? Pemulung atau pegawai Bank. 
Orang yang mengalami penderitaan berani dan pandai berbicara mengenai penderitaan. Saya, seorang imam Pasionis belajar tentang spiritualitas penderitaan  dan  saya belum tentu berbicara sesuatu yang benar mengenai penderitaan. Jika saya  belum mengalami penderitaan kemudian  berbicara tentang penderitaan manusia zaman ini, maka  saya hanya gong dan canang yang gemerincing.
Berteriak tentang keadilan, penderitaan, kemiskinan tanpa ada pengalaman akan terasa hambar. Saya bisa katakan, jalan dari  Lewoleba ke Wulandoni jelek tetapi saya tidak pernah melewati jalan itu, hanya mendengar cerita orang. Apa yang saya katakan adalah kebohongan besar  karena tak punya pengalaman mengenai jeleknya jalan itu. Orang yang berbicara sesuai dengan pengalaman akan diperhitungkan sebagai suatu kebenaran tetapi bukan  kebenaran mutlak.

SUSAH TUDAK

“Susah Tudak” artinya orang yang sedang dalam keadaan sedih, duka, derita, sampai tak ada jalan keluar untuk mengatasinya. Ini adalah kesusahan permanen. Harapan satu-satunya adalah Tuhan.  Orang yang hidupnya menghandalkan Tuhan dipuji oleh Yesus karena merekalah yang memiliki Kerajaan Surga. Masyarakat Ataili khususnya dan umumnya masyarakat Lembata-Flores Timur senantiasa mengalami “susah tudak”. Penderitaan adalah bagian hidup mereka. Situasi ekonomi, geografis menjadikan mereka harus bertahan dalam penderitaan. Mereka adalah orang beriman, hanya menghandalkan Tuhan sebagai jawaban atas hidup mereka. Prosesi Bunda Maria, “Tuan Ma” setiap hari Raya Jumat Agung di Larantuka adalah sebuah gambaran prosesi penderitaan masyarakat. Refleksi penderitaan selama setahun penuh diluapkan dalam sebuah prosesi “susah tudak” bersama dengan Bunda Maria.
Sebagai orang beriman dan sebagai manusia modern zaman ini hendaknya menjadikan prosesi “susah tudak” sebagai momentum untuk bangkit dari keterpurukan. Jika kita hanya bertahan pada prosesi “susah tudak”  maka kita  belum bangkit dari keterpurukan itu. Telogi Salib hanya bertahan pada posisinya dan tidak diteruskan pada Teologi Gloria maka sia-sialah iman kita.
Para pemimpin daerah Lembata-Flores Timur harus menyadari bahwa masyarakatnya selama ini berziarah dalam sebuah prosesi “susah tudak”.  Susah tudak karena tak ada  padi dan jagung di lumbung, susah tudak karena tak ada biaya anak sekolah, susah tudak karena atap rumah semakin bocor, susah tudak karena gagal panen. Kabupaten Lembata belum bangkit seutuhnya. Kita masih bertahan pada prosesi susah tudak. Hendaknya pemerintah daerah berusaha bergerak dari prosesi “susah tudak” menuju prosesi “tutu geka”. Orang tertawa dan tersenyum memandang anak-anaknya sebagai karunia yang berharga dan bukan menjadi beban,susah tudak. Hendaknya pemerintah daerah memandang masyarakatnya sebagai berkat dan  bukan konsekuensi  beban, susah tudak sebuah jabatan. 

No comments:

Post a Comment